Ketua IPTI Sulsel Nilai Visi-Misi DIAmi Mengakar

Kabar Nusantara News ;–Debat terbuka kandidat calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar 2018-2024 pasangan nomor urut 1 Munafri Arifuddin dan Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu) dengan Pasangan nomor urut 2 Moh Ramdhan Pomanto dan Indira Muliyasari (DIAMi), menunjukkan satu diferensiasi yang jelas pada publik.

Kedua pasangan calon ketika menjadi narasumber dalam acara yang dipandu oleh Dr. Iqbal Sultan itu dapat dinilai dengan gamblang bagaimana Danny Pamanto dalam memaparkan gagasan, visi, program, argumentasi, dan sistematika narasi epistemologi pembangunan memperlihatkan bahwa ia pemimpin yang smart dan sangat menguasai arah pembangunan Makassar.

Tentu sosok pemimpin seperti itulah yang dibutuhkan oleh “kota dunia” seperti Makassar, dan pribadi seperti itu pula yang diinginkan oleh warga Makassar pada khususnya dan generasi abad 21 umumnya.

Selain Danny sebagai incambent yang sudah memilik modal sosial dalam kepemimpinannya, sudah banyak memberikan kontribusi besar dalam memajukan kota. Dan bisa kita lihat segudang prestasi, penghargaan yang di raihnya baik ragional, nasional maupun internasional.

Usaha, kerja keras, fokus dalam menata membangun kota Makassar mulai dari lorong hingga jalan-jalan protokol utama kota, ruang terbuka hijau, penataan kebersihan lewat Makassar Tidak Rantasa (MTR), dll. Memperlihatkan bahwa ia tidak sekedar janji tapi sudah memberi bukti. Disaat yang lain sibuk memoles citra dan jual janji, dia fokus berkarya dan sudah berprestasi.

Dalam debat terbuka ini visi misinya sangat sistematis dengan jargon “Makassar untuk Semua”, ia mengajak warganya dengan hati dan cinta. “Jangan biarkan Makassar mundur lagi”, ujarnya.

Ia berupaya menjadikan Makassar yang nyaman untuk semua, masyakat harus hidup sejahtra dengan standar dunia, kesehatan gratis standar dunia, pendidikan standar dunia berbasis kultural, usaha berbasis lorong, pengurangan pengangguran, revitalisasi rumah kumuh, penguatan perlindungan dan pengembangan pasar tradisional, dan program keagamaan kerohanian, dan “jagai anakta”. Ini semua adalah visi misi yang sangat strategis untuk nyaman bagi semua masyarakat Kota Makassar.

Selain itu, yang tak kalah menariknya lagi adalah penampilan wakilnya, Indira Muliyasari. Tidak hanya cerdas dan elegan, tetapi juga kharismatik. “Malabbiri” kata orang bugis makassar.

Ketika ia bertanya maupun jawaban sangat berisi dan berkelas. Mampu memosisikan diri sebagai pasangan yang balancit, sebagai perempuan yang berkarakter.

Salah satu pertanyaan yang ia ajukan tentang LGBT dan moralitas. Mengesankan dia apa adanya, berani, gamblang dan to the poin.

Ibnu Hadjar Yusuf
(Dosen UIN Alauddin Makassar)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *