Kabarnusantaranews, Maluku ;– Prahara ditubuh Golkar Maluku menjadi sebuah keniscayaan dalam proses dinamika partai. Alih alih merebut kekuasaan kian memanas, konflik kepentingan petinggi partai Golkar di Maluku menjadi proses pendewasaan dalam konstalasi politik Nasional Ujar Wasekjen DPP AMPG Umar Hamdun Mony SH.
Umar Hamdun Mony menjelaskan, bahwa, keberadaan partai Golkar di Maluku dirasakan belum pulih total dari beragam problem yang kian di hadapi, konfigurasi peralihan kekuasaan didalam mengarusutamakan Agenda Musyawarah Daerah (Musda) ke X DPD I Partai Golkar, di nilai saling perang antar kubu.
“Bukan Golkar namanya, kalau tidak berkonflik. Adagium itu terkesan sudah mengakar di benak publik Maluku. Sebap pada prinsipnya dalam setiap konfigurasi struktural menghadapi momentum pemilihan, Golkar selalu berulah, terjadi ledakan-ledakan yang menghiasi ruang publik hingga berujung pada kedewasaan politik yang mengakomodir kepentingan partai kedepannya,” ungkap Mony.
Lebih lanjut Mony menuturkan, bahwa banyak isu-isu dan tuntutan masyarakat akan kepentingannya, yang perlu diagregasi dan menjadi skala priorietas untuk diperjuangkan Golkar terutama fokus pada pengelolaan kontestasi elektoral di Pilkada 2020.
“Seperti Pesan Arlangga Hartarto kepada semua kader golkar, mengajak seluruh kader dan pimpinan Partai Golkar untuk menjadi sebuah kekuatan yang semakin solid dan kreatif dan dedikasikan kontribusi kita kepada seluruh Bangsa Indonesia akan membawa dampak yang jauh ke depan,” tuturnya.
Mony Optimis bahwa bahwa Partai Golkar yang di nakhodai oleh Ramli Umasugi, tentu akan memberikan perubahan besar dan menjadi partai pemenang dengan Ide ide, gagasan besar.
“Kematangan emosional dari semua Fungsionaris kader partai Golkar di Maluku bisa memaknai Ikrar panca bakti PG untuk menjadikan Golkar pemenang pemilu 2024 di negeri raja raja yang bertajuk Manise,” tandas Wasekjen PP AMPG. (rls/tim)
