Mahasiswa berbicara

Kabar Nusantara News;–Memasuki tahun politik 2018, situasi politik semakin kental disetiap lini kehidupan masyarakat. Upaya para kandidat calon baik tingkat Pilgub maupun Pilbub dan Pilwali untuk menarik simpati dan dukungan rakyat semakin hari semakin kuat. Upaya ini wajar saja jika dilakukan dengan cara-cara yang santun dan tentunya tidak menabrak rambu-rambu aturan hukum.

Selain Pilgub Sulawesi Selatan terdapat pula 11 Kabupaten/kota yang menggelar Pemilukada serentak 2018, yakni Jeneponto, Bantaeng, Sinjai, Bone, Wajo, Sidrap, Pinrang, Enrekang, Luwu serta Kota Makassar dan Parepare. Suksesi ini akan berjalan baik jika semua pihak yang berkepentingan menempatkan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi dan kelompok, dan komitmen menciptakan situasi politik yang bersih dan sehat.

Menanggapi situasi politik yang berkembang saat ini, Mahasiswa sebagai lokomotif pemuda, mengharapkan terwujudnya demokrasi bersih dan sehat di Sulawesi Selatan serta berkomitmen mengawal jalannya demokrasi sehat dan bersih untuk kepentingan masyarakat, bukan kepentingan kelompok tertentu.

Dalam diskusinya, Ketua Umum ISMAHI Sulsel, Wawan Abdullah Goran, menyatakan komitmennya mengawal jalannya demokrasi sehat dan bersih, “Kami selaku lokomotif pemuda berkomitmen mengawal jalannya demokrasi di Sulsel, karena demokrasi adalah cara untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat, bukan cara untuk menciptakan kekuasaan hanya bagi sekelompok orang dan golongan. Prinsip ini sudah diketahui oleh setiap yang berkepentingan, namun terkadang selalu terabaikan, mereka menempuh cara-cara tidak sehat hanya untuk meloloskan kepentingannya”, (02/01/2018).

Mahasiswa menilai, prilaku politik yang tengah dipertontonkan di Sulsel akan menjadi preseden buruk bagi masa depan kepemimpinan 5 tahun mendatang. Fenomena “begal partai”, tudingan tanpa bukti, politik agitasi, adalah prilaku yang mencederai demokrasi.

“Kami harapkan kondisi sosial politik di Sulsel menjadi contoh bagi daerah lain, akan sulit terwujud jika semua pihak mengutamakan ambisi atau kepentingan pribadi diatas kepentingan masyarakat. Mereka tidak sadar bahwa masyarakat Sulsel, terutama didaerah perkotaan sudah cerdas dan bijak melihat situasi politik. Prilaku ini akan menjadi bumerang bagi diri dan kelompoknya, karena kami Mahasiswa bersama masyarakat menjaga situasi dan kondisi daerah kami”. tegas Wawan saat rapat konsolidasi ISMAHI Sulsel di warkop dg. Anas untuk persiapan pelantikan dan Rakernas ISMAHI di Bandung pada 25 Januari 2018 mendatang.

Disinggung soal demokrasi di Kota Makassar, Mahasiswa menilai akan semakin memanas menjelang penetapan calon, tapi mereka yakin kekuatan dan sikap bijak masyarakat Kota Makassar mampu menepis keadaan itu.

“Situasi dan perkembangan demokrasi di Makassar menjadi modal masyarakat menghadapi agenda politik ini. Adapun issu atau informasi yang beredar tentang kandidat tertentu, kita harapkan jangan sampai mengganggu stabilitas sosial, politik, dan pemerintahan, jika hal itu terjadi maka yang terkena dampaknya adalah masyarakat, ini yang kita sayangkan. Negara ini punya perangkat dan aturan, kita percayakan dan kawal bersama-sama, tanpa mengambil sikap sendiri”, pungkas Wawan. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *