Disekap Sembilan Tahun, Pemuda ini Diberi Gitar untuk Hilangkan Trauma

Kabarnusantaranews, Makassar;- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) melalui Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A), membantu Mansyur (26 tahun), menghilangkan trauma atas kejadian yang menimpanya.

Diketahui, Mansyur disekap selama sembilan tahun oleh orangtuanya sendiri.

Gitar pemberian Ketua TP PKK Sulsel, Lies F Nurdin, kini menemani hari-hari Mansyur. Didampingi para psikolog, Mansyur diajarkan bermain musik, sebagai bentuk terapi menghilangkan traumanya.

“Ini adalah salah satu bentuk perhatian. Anak yang dulunya begitu tertutup, sekarang sudah mulai terbuka. Dan mengimplementasikan ekspresinya melalui alat musik,” kata Andi Ilham Gazaling, Kepala DP3A Sulsel, Sabtu, 2 November 2019.

“Gitar itu pemberian dari Ketua Tim Penggerak PPK Sulsel, Ibu Lies Nurdin sewaktu kunjungan,” lanjutnya.

Mansyur sendiri merupakan warga Kabupaten Bulukumba yang menjadi korban kekerasan kedua orang tuanya, dan disekap selama sembilan tahun di WC.

Kepala DP3A Kota Makassar, Tenri A Palallo, menambahkan, Mansyur yang dulunya tertutup, sekarang sudah mulai hidup normal seperti biasanya. Dimulai dari membersihkan halaman rumah, membersihkan pakaian, dan menyiram tanaman.

Sebelumnya, Kepala UPT P2TP2A Sulsel, Meisy Papayungan, menjelaskan, selama penanganan, untuk sementara korban diinapkan di shelter atau rumah singgah yang bernama Rumah Aman di Kawasan Antang.

“Kondisi fisik korban semakin membaik. Dia juga doyan makan. Mungkin karena selama ini hanya diberi makan satu kali satu hari,” ujarnya.

Setiap pagi, Mansyur akan dibawa ke P2TP2A untuk ditangani dan dibawa kembali ke shelter setelah jam pulang kantor.

Saat ditemui di P2TP2A kemarin, kondisi korban mulai membaik. Dia cukup ramah dan mudah berinteraksi dengan orang di sekitarnya. (*)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *