Virus Corona dan Sudut Pandang Kita

Kabarnusantaranews, Opini;- Beberapa pekan terakhir ini, media nasional dan internasional dipenuhi berita virus Corona yang mewabah dan mematikan.

Virus yang menyerang manusia hampir separuh penduduk kota Wuhan. Begitu dahsyatnya, Kota asal virus itu diisolasi dari segala arus laju mobilisasi masyarakat.

Kota Wuhan menjelma menjadi kota Mati. Sepih dari aktivitas, mereka hanya waspada bagi yang selamat. Lain halnya dengan orang-orang yang terinfeksi, sakit sudah pasti, uang tak berguna, perawatan kini yang utama. Atau pasrah mengahadapi situasi tak bernyawa.

Kota itu serasa mati, seperti kiamat, korban berjatuhan dijalan-jalan, situasi nampak tegang, seperti tak ada harapan.

Dunia begitu gempar, semua bersiaga mejaga negaranya dari serangan virus yang bisa menyebar dari udara itu.

Saking berbahayanya, hanya dengan semburan bersin penderita, orang disekitarnya bisa terinfeksi. Kota-kota sekitar siaga memproteksi, penduduk tak dibiarkan bepergian tanpa intruksi.

Berita demi berita mengabarkan bersahutan. Bahkan mengalahkan rating ketegangan Amerika dan Iran yang selama ini mendominasi linimasa pencarian internet. Apalagi hanya kasus korupsi anggota KPU, Ketegangan China dan Indonesia di laut Natuna, atau kasus-kasus korupsi Jiwasraya dan lainnya yang menggegerkan. Semua lewat, perhatian tertuju ke virus Corona.

Spekulasi pun bermunculan, ada anggapan virus itu karena kegemaran penduduk setempat mengonsumsi sup Kelelawar, dibagian lain, menganggap virus itu adalah reaksi senjata biologi China yang lepas. Dan berbagai macam opini yang entah kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan atau tidak.

Tetapi dibalik peristiwa itu, ada hal yang membanggakan dan menuntun kita perlunya belajar kepada China. Ialah Pemerintahannya begitu siaga mengatasi para korban, langkahnya cepat dan cekatan menanggulangi para korban agar selamat.

Begitu cakap upaya proteksinya, rumah sakit khusus penanganan korban hanya dibangun dalam dua minggu. Para Ilmuwan berjibaku di laboratorium, dokter dan perawat menangani secara profesional dan prosedural dengan sistem keselamatan tatalaksana para medis secara tepat akurat tanpa mengabaikan sistem keselamatan tenaga medis. Sungguh moderen.

Dan luar biasanya lagi, Penanganan itu tergolong berhasil. Dilansir dari media China CGTN, (selasa/28/1) sebanyak 51 pasien virus Corona dinyatakan sembuh. Kondisi mereka dinyatakan membaik setelah sebelumnya mengalami kritis dan harus menjalani perawatan di Departemen gangguan pernapasan pada rumah sakit Universitas Nachang.

Dibalik spekulasi ragam opini, tentu ada yang paling menyedihkan. Adalah adanya opini sekelompok orang yang berlaku seperti malaikat. Mereka begitu mudahnya menuding virus yang mewabah dinegeri China karena Laknat Ilahi. Mereka menganggap virus mematikan itu adalah balasan Tuhan atas perlakuan pemerintah China terhadap Muslim Uighur. Banyak juga yang memercayai nya. Terbukti begitu banyak kiriman opini yang menyebar di linimasa obrolan media sosial tentang kasus Corona dikaitkan dengan penindasan Uighur. Lengkap dengan ayat-ayatnya pula, dan itu menjadi perbincangan hangat dikalangan mereka.

Dan apa yang terjadi saat ini?

Berita terbaru, mendadak temuan baru para pakar seperti yang diliput oleh CNN, virus Corona dengan begitu cepat menjangkau wilayah Muslim Uighur, Xinjiang. Padahal wilayah itu sangat jauh dari titik sebabnya.

Jika demikian, logika apalagi yang tepat membenarkan klaim sepihak itu?

Kesimpulan pertama, pencari solusi lebih baik dibanding penuding kejadian, sebab, sebaik-bailnya manusia, kita tak mesti menjadi pengadil atau penghukum atas kejadian bencana. Mereka sudah cukup menderita, do’akan Tuhan menyegerakan kebaikan dan kesehatan bagi mereka yang sakit, dan menghindarkan kepada kita yang masih Sehat terhindar dan selamat.

Kedua, mari kita lihat kecenderungan perspektif dari sudut pandang apa kita menilai dan memetik hikmah peristiwa.

Apakah dengan adanya bencana kemanusiaan yang melanda China, kecenderungan kita lebih pada pujian atas kemampuannya menurunkan segala upaya mengatasi masalah besar dengan cepat? Ataukah lebih cenderung menilai dengan persepsi khayalan bahwa mereka di balas oleh sang Maha pencipta atas penindasan di Uighur?

Yang jelas, pelajaran berharga itu telah diberikan oleh pemerintah China dengan bentuk usaha dan upayanya yang tangkas dan tanggap.

Mereka tidak banyak disibukkan dengan siapa yang menjadi dalang virus. Namun mereka lebih sibuk mencari solusi dan pengobatan dalam suatu bentuk riset-riset diwaktu sekarat dan terbatas. Dan dengan peristiwa ini, suatu saat akan engkau saksikan negeri Tirai Bambu itu menjadi kiblat kedokteran Dunia.

Zulkifli Mappasomba

Komisi Pemberdayaan Masyarakat DPD I KNPI SULSEL



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *