Santri Milenial Anggap Jokowi Paling Memahami Kelompok Milenial

Kabar Nusantara News;- Jelang sesi ketiga debat Cawaprpes untuk pemilu 2019 Relawan Santri Milenial untuk Jokowi-Amin (Samil-Jokowin) gelar diskusi “Akankah Masa Depan Generasi Milenial Kian Diperhatikan?.Jakarta (14/03/2019)

Dalam diskusi yang dihelat di Bakoel Koffie Cikini (14/2) tersebut, Fuad al Athar selaku Ketua Umum Samil-Jokowin menyebut Jokowi selama periode pertama pemerintahannya telah membangun berbagai fundamental penting guna menyiapkan masa depan generasi milenial indonesia di era revolusi 4.0. Utamanya ditunjukkan melalui keberpihakan Jokowi dalam implementasi program di sektor pendidikan dan kesehatan.

Fuad menyatakan pada tahun 2019, anggaran kesehatan direncanakan mencapai Rp 123,1 Triliun yang terdiri dari Rp 89,8 Triliun melalui belanja pusat dan Rp 33,4 Triliun melalui transfer ke daerah.

“Jumlah ini melonjak hampir 200 persen dari alokasi anggaran sebelumnya di tahun 2015. Ini bentuk keberpihakan yang nyata dari Jokowi.” Ujar Fuad.

Sementara di periode kedua nanti jika terpilih, Fuad menilai Ma’ruf Amin sosok yang tepat mendampingi Jokowi untuk melanjutkan program terbaik yang telah dikerjakan untuk kalangan milenial.

“Ma’ruf Amin adalah seorang Faqih, ulama yang memegang Kaidah ‘Memelihara hal-hal lama yang bagus dan mengambil hal-hal baru yang lebih bagus’ sebagai Mind Set seorang ulama NU. Dia juga seorang ekonom, sehingga akan sangat cakap khususnya dalam pembangunan generasi santri milenial yang sekarang jumlahnya mencapai 4.048.720 orang. Dan Jokowi adalah Presiden yang mengesahkan hari santri.” Jelas Fuad.

Seribu BLK di pesantren melalui Kemenaker disebut Fuad juga salah satu bentuk nyata komitmen Jokowi pada generasi milenial khususnya Santri.

“Dia peduli dan paham potensi santri atau pesantren untuk berkontribusi bagi kemajuan indonesia. Jokowi seperi bapak bagi para santri milenial dan belum ada pemimpin selama ini yang lebih konkrit berbuat untuk santri dan pesantren sekonkrit dan visioner seperi dilakukan Jokowi.

Dalam kesempatan sama, Dara Nasution, politisi generasi milenial dari Partai Solidaritas Indonesia, menyatakan tanganban besar terutama harus dimulai dari sektor pendidikan.

Terutama menurut Dara, adalah pentingnya membangun paradigma dan iklim pendidikan yang toleran dan tidak dogmatis. Meski pemerintah telah berupaya menghadirkan sikap toleran di kalangan milenial tapi itu tampak belum cukup dan akan jadi tantangan dunia pendidikan indoensia ke depan.

“Akan menghawatirkan kalau pendidikan kita dogmatis dan intoleran sementara mereka akan jadi tunas para pemimpin masa depan indonesia masa depan. Jokowi memberi contoh personal yang berintegritas tapi kita butuh perbaikan sistem pendidikan yang menyeluruh” Papar Dara.

Senada dengan Dara, aktivis Lakpesdam NU, Ufi Ulfiah menyebut keberpihakan pada kelompok milenial melalui pendidikan dan pelibatan kelompok muda dalam kebijakan strategis nasional akan sangat menentukan arah indonesia di masa depan.

“Siapa pun yang memimpin indonesia nanti hukumnya wajib muakkad memberi ruang dan berpihak pada kelompok milenial. Sebaliknya generasi muda juga harus aktif, tidak boleh apolitis apalagi keputusan besar seperti pilpres dan pileg.” Ujar Ufi.

Ketua Samil-Jokowin mempertegas komitmen pemerintah Jokowi dengan menyebut data hingga 3 Januari 2019, tercatat sudah ada 215.860.046 jiwa penduduk Indonesia yang menjadi peserta JKN-KIS. Diantara itu, sebanyak 96,8 juta jiwa merupakan penerima bantuan iuran (PBI) atau mendapat layanan pengobatan gratis yang iurannya dibayar APBN.

Promosi dan prefentif sektor pendidikan dan kesehatan yang nyata di era Jokowi adalah inti dari jalan lapang masa depan milenial indonesia ke depan.

Fuad juga menyatakan inisiatif Kartu Pra Kerja misalnya yang baru diluncurkan jokowi – KMA untuk menyiapkan dan melindungi generasi milenial yang terampil dan siap kerja adalah contoh konkrit kebijakan dan fokus Jokowi-KMA pada kelompok milenial.

“Kelompok milenial dan serikat-serikat buruh semestinya mendukung kebijakan kartu pra kerja ini. Sebab itu juga yang tidak hanya belum tampak jejaknya pada pasangan Prabowo-Sandi, bahkan jika melihat jejak Sandi sebagai wagup DKI, tidak tampak kebijakan nyata yang memajukan kelompok milenia.” Tutup Fuad.(**)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *