Puluhan Ribu Warga di Makassar Meriahkan Peringatan 25 Tahun Reformasi



Kabar Nusantara News, MAKASSAR – Jalan sehat Peringatan 25 Tahun reformasi dengan tema “Terima Kasih Reformasi” yang dilaksanakan oleh Aliansi Demokrasi Rakyat (ALDERA) dan Yayasan Anak Rakyat Indonesia (YARI) dihadiri sekitar 70 ribu orang.

Kegiatan yang menghadirkan langsung korban penculikan 98 Pius Lustrilanang ini untuk merefkleksi masa-masa perjuangan tahun 1998. Era dimana rakyat dengan secara sukarela bergerak untuk meruntuhka kekuasaan presiden Republik Indonesia yang ke-2 Soeharto.

“Reformasi harga mati,” kata Pius Lustrilanang detik-detik melepas 70 ribu peserta jalan sehat di City of Makassar, Anjungan Pantai Losari, Minggu (28/5/2023).

Peringatan 25 tahun reformasi dilakukan dengan long march sepanjang 2,5 KM. Long march ini sebagai pengingat kembali perjalanan mahasiswa yang terus melawan kepemimpinan Soeharto.

Agar perjalanan menyerupai peristiwa 98, maka turut diiringi orasi demokrasi oleh dua aktivis 98 Makassar, Attock Suharto dan Susuman Halim.

Selama perjalan, kedua aktivis 98 yang berada diatas mobil komandi itu silih berganti mengulas perjuangan Mahasiswa 1998, termasuk perjalanan hidup Pius Lustrilanang yang dengan kemampuannya menggerakkan mahasiswa serta mampu bebas dari penjara saat diculik.

Pius Lustrilanang dianggap sebagai manusia beruntung, saat semua rekan seperjuangannya tak diketahui keberadaanya hingga saat ini, Pius masih terus menyuarakan kebebasan. Bahkan disebut dengan adanya peristiwa penculikan aktivis mempercepat jatuhnya Soeharto.

Tidak hanya itu, agar suasana ini seperti benar-benar ada pada era 1998, seluruh peserta jalan sehat juga berkontribusi dalam penadandatangan terhadap harapan reformasi kedepannya diatas kain sepanjang 25 Meter. Penandatangan ini persis sama saat detik-detik Soeharto digulingkan.

“Jika era Reformasi pendatangan untuk menggulingkan Presiden Soeharto, maka hari ini kita semua menulis harapan terhadap reformasi,” kata Susuman Halim.

Sementara itu dalam orasinya, Pius Lustrilanang mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga demokrasi dan konstitusi. Demokrasi ini hadir berkat perjuangan aktivis 98 bersama masyarakat dalam menggulingkan rezim orde baru. Dia mengulas reformasi merupakan kehidupan baru.

Tidak hanya itu, Korban Penculikan 1998 itu
menginginkan tepat pada tanggal 21 Mei ditetapkan sebagai hari reformasi, hari itu harus diperingati secara serentak diseluruh indonesia.

”Kita punya hari Pancasila dan hari kesaktian Pancasila. Jadi harus juga ada hari reformasi,” tegas Pius.

Pius juga menegaskan tidak boleh ada penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Jabatan Presiden, Gubernur, Walikota/bupati hanya dua periode. Di negeri kita ini telah pernah terjadi. Soeharto berkuasa selama 32 tahun lamanya, yang berakhir dengan penggulingan secara paksa.

“Rezim itu dipaksa berakhir karena kekacauan terjadi dimana-mana, korupsi besar-besaran, Indonesia dilanda krisis ekonomi. Rakyat semakin susah. Jadi jika ada yang mau melanjutkan kepemimpinannya maka harus naik,” ujarnya. (pnss)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *