Mahalnya Ticket Penerbangan Mengahambat Program Inbound Dan Domestic Tour

Kabarnusantaranews, Makassar ;–Sebagaimana diketahui bersama bahwa ASATI (Assosiasi Sales Travel Indonesia) adalah kumpul owner BPW (Biro Perjalanan Wisata) yang merupakan consorsium terbesar untuk produk pariwisata Nusantara. demikian dikatakan ketua umum ASATI, M. Syukri Machmud kepada awak media, kamis 08/08/2019 di jakarta.

Syukri juga menuturkan bahwa ASATI sepakat untuk focus inbound dan domestic tour, namun sejak awal tahun 2019 sampai sekarang semua anggota mengalami kelesuan usaha.

Ujarnya, “banyak wisatawan domestic membatalkan perjalanan bahkan banyak juga wisatawan mancanegara (Wisman) ikut membatalkan connecting tour”.

Adapun sebagai Profesional Sales Representative (PSR) product pariwisata Nusantara hampir semua anggota mengalami depisit akibat dari tingginya harga ticket penerbangan domestic.

Untuk itu pada Rakernas 16-17 Juli 2019 yang lalu di hotel Sahid Bangka kepulauan Bangka-Belitung mereka menghimbau “Agar pemerintah mampu memberi solusi kepada maskapai domestic agar dapat menurunkan harga tiket penerbangan.”

Hal tersebut tidak lain demi meningkatnya arus wisatawan domestic dan wisatawan mancanegara.

Rakernas ke-2 Asati di Bangka dengan mengambil tema, “Explorasi destinasi lokal.” Selain menghimbau pemerintah untuk menurunkan harga ticket penerbangan domestic juga menghasilkan 8 (delapan) program kerja,

Yang pertama setiap Kabupaten/kota, satu produk pariwisata, Kedua menjadikan 58 keraton Kesultanan Nusantara sebagai destinasi, dengan 3 keraton sebagai pilot projek ; Indragiri Hulu, Demak serta Kasepuhan

Ketiga membuat kesepakatan bersama tentang pemberdayaan KUKM didaerah masing-masing, keempat memberi masukan ke pemerintah untuk membuat regulasi agar wisatawan dari travel agent local diwajibkan mengunjungi Panggung Budaya yang sudah ada disetiap ibu kota provinsi.

Adapun yang kelima melakukan kerjasama untuk memajukan wisata ramah Muslim ditingkat DPD (provinsi) dengan Global Halal dan International Halal Indonesia, sebagai pilot projek adalah 4 DPD ; Banda Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bangka-Belitung serta Nusa Tenggara Barat.

Selanjutnya, keenam menjalin kerjasama dengan penyedia Market Place dan Platform domestik dan Internasional, ketujuh melalukan pelatihan tentang dunia pariwisata Indonesia dilaksanakan di Demak. Dan kedelapan adalah program sosial kemasyarakatan sadar wisata dengan kemitraan masyarakat. Pungkas Syukri.

(@yfi-IMO)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *