Kesuksesan Abdul Rahman Bando di Makassar Mengukir Sejarah

Kabarnusataranews,Makassar– Nama Abd.Rahman Bando( ARB ) yang biasa dipanggil ARB, pasti terbayang sebagai birokrat tulen. Maklumlah sebagai birokrat yang mengabdi selama 22 tahun, dengan berbagai jabatan, serta instansi sudah dilakoni.

ARB bukan tipe birokrat, yang terpaku dengan rutinitas belaka. ARB dikenal sebagai birokrat inovatif dengan berbagai terobosan, inovatif dan selalu melakukan berbagai terobosan saat memimpin OPD. Di Dinas Pendidikan kota Makassar, ARB berhasil mendirikan 15 SMP Negeri di kota Makasssar. Selain berhasil memindahkan Kantor Dinas Pendidikan kota Makassar di Jln.Letjen Hertasning ke Gedung PKK kota Makassar, ia juga menggagas optimalisasi Hutan Mangrove Lantebung sebagai kawasan hutan wisata yang membuka lapangan kerja baru bagi warga Bira Kec. Tamalanrea.Belum penataan Rumah Potong Hewan Tamangapa yang lebih sehat dan moderen.

“Sebagai birokrat, tidak boleh hanya terpaku dengan rutinitas belaka, tapi harus mengedepankan inovatif dengan berbagai terobosan,” terang ARB.

Itulah dalam karir birokrat. Dalam dunia usaha, tidak banyak mengetahui kalau ARB, sejatinya pengusaha sukses. Pasti ini di luar dugaan semua orang.

Padahal ARB berbisnis sejak masih mahasiswa semester 1 di Unhas. Hasil bumi adalah bisnis yang digeluti sampai sekarang.

“Saya menggeluti bisnis sejak masih semester satu di Unhas, yakni bisnis hasil bumi sampai sekarang yang dikelola oleh istri saya,” paparnya.

Bukan tanpa alasan ARB melakoni dunia bisnis. Orang tuanya mengajarkan hidup sederhana, disiplin, serta tidak angkuh sama orang lain.

“Orang tua mengajarkan hidup sederhana, disiplin dan tidak angkuh,” kunci sukses anak kedelapan dari sembilan bersaudara ini.

Pesan orang tua ini, menjadi pegangan dan prinsip hidupnya hingga sekarang. Inilah yang menyebabkan kesuksesan hidup yang direngkuh, baik dalam hidup sebagai birokrat maupun sebagai pengusaha dan akademisi.

Dibalik semua itu. Ada yang menarik dalam perjalanan hidupnya. Ternyata pilihannya menjadi PNS kala itu, adalah untuk menyenangkan orang tua.

“Dulu orang tua anggap tidak sukses kalau bukan PNS. Awalnya saya mengabdi di Enrekang, kemudian pindah di BKKBN Makassar, “tandas ARB sedikit mengurai perjalanan hidupnya.

Apapun itu, bagi ARB tidaklah masalah yang penting bisa berbuat dan mengabdi untuk masyarakat banyak.(rls/tim)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *