Kematian Virendy Korban Diksar Mapala FT Unhas Dinilai Janggal, KNPI Biringkanaya Desak Polisi Usut Tuntas

Kabar Nusantara News, MAKASSAR — Ketua DPK KNPI kecamatan Biringkanaya, Aldy meminta, kasus kematian Virendy Marjefy Wahantouw mahasiswa Fakulfas Teknik Universitas Hasanuddin (FT-Unhas) diusut tuntas.

Aldy menilai, peristiwa meninggalnya Virendy saat mengikuti Diksar Mapala FT-Unhas di kabupaten Maros, Sabtu (14/1/2023) menyisakan banyak kejanggalan.

Hal ini diutarakan Aldy usai berkunjung ke rumah duka Alm. Virendy. Ia turut menyampaikan Duka yang sedalam-dalamnya.

“Setelah saya berdiskusi dengan pihak keluarga, ternyata terdapat banyak kejanggalan dari kematian saudara Verandi. Salah satunya adalah ada beberapa luka lebam di tubuh korban”, katanya kepada awak media, Rabu (25/1).

Belum lagi, kata Aldy, pihak Mapala FT-Unhas mengatakan kalau korban meninggal didalam perjalanan. Selain itu ada juga yang mengatakan korban meninggal dilokasi kegiatan.

“Yang lebih anehnya lagi, lokasi kegiatan korban di kabupaten Maros, tapi kenapa panitia membawa korban ke RS Grestelina Makassar. Ada berapa rumah sakit yang dia lewati”, beber Aldy.

Mirisnya lagi, Aldy juga mempertanyakan kepada pihak Birokrasi kampus Universitas Hasanuddin yang saat ini secara kelembagaan belum datang menemui keluarga Verandi.

“Saya juga bingung kepada pihak FT-Unhas ataupun Rektorat, kenapa hingga sekarang pihak tersebut belum datang menemui pihak keluarga Verandi secara langsung”, katanya.

Oleh karena itu, dia berharap kepada pihak universitas datang dan duduk bersama keluarga untuk mencari jalan keluar demi sebuah keadilan yang diharapkan keluarga almarhum.

“Kampus harus ikut serta bertanggung jawab, karena ini kegiatan resmi yang di buka secara resmi pihak FT-Unhas secara kelembagaan”, ujar Ketua KNPI Biringkanaya.

Dari informasi yang terhimpun, Aldy juga mengetahui bahwa ternyata pihak panitia pelaksana tidak melaporkan kegiatan Diksar Mapala FT-Unhas ke pihak kepolisian setempat.

“Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, ternyata panitia pelaksana tidak pernah menyampaikan kegiatan pendiksaran ini ke pihak kepolisian setempat. Jadi pihak kepolisian tidak mengetahui jika ada kegiatan di tempat tersebut”, tuturnya.

Maka dari itu, Ketua KNPI Biringkanaya meminta, agar pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini dan segera mungkin menghadirkan tersangka.

“Saya menilai pihak Polres Maros terlalu lamban dalam mengusut kasus ini. Harusnya sejak awal kejadian polisi sudah menahan beberapa saksi untuk dimintai keterangan. Sudah jelas loh ini ada yang meninggal. Sampai sekarang polisi belum memberikan informasi apapun kepada pihak keluarga terkait perkembangan kasus ini”, ungkapnya.

“Katanya sudah memeriksa 16 orang, mana datanya? Siapa siapa saja yang sudah dimintai keterangan? Buka dong agar publik tahu. Kami meminta kepada Polres Maros agar mengusut tuntas kejadian ini serta secepatnya menghadirkan tersangka. Tidak ada organisasi apapun yang sebanding dengan satu nyawa!”, pungkas Aldy. (*)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *