Pefindo Afirmasi Peringkat idA+, Stabil Untuk Bank Sulselbar

Kabarnusantaranews, Makassar;- PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menegaskan peringkat idA+ untuk PT Bank Sulselbar (BSSB) serta seluruh surat utang perseroan yang mencakup obligasi berkelanjutan dan sukuk mudharabah dari BPD milik pemda Sulsel dan Sulbar.

Untuk skala BPD se-Indonesia, peringkat idA+ hanya diperoleh Bank Sulselbar dan Bank Jatim, sedangkan sebagian besar BPD lainnya berperingkat idA ke bawah. Pemeringkatan dari Pefindo yang paling tinggi untuk BPD sejauh ini yakni idAA- (satu tingkat di atas idA+) yang disematkan Pefindo ke BJB, Bank DKI dan Bank Jateng.

Analis Pefindo, Hendro Utomo dan Hasnalia Hanifah menyampaikan pihaknya mengafirmasi peringkat idA+ untuk BSSB karena memiliki kemampuan yang kuat dalam memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, dengan prospek stabil.

“Secara rinci, peringkat idA+ yang disematkan untuk Bank Sulselbar itu, berlaku pula untuk Obligasi Berkelanjutan I/2016, Obligasi Berkelanjutan II/2018 serta Sukuk Mudharabah II/2016,” ucap keduanya

Menurut Hendro dan Hasnalia, tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan, kendati kemampuan Bank Sulselbar mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.

Pefindo menyebut, peringkat idA+ mencerminkan pasar captive Bank Sulselbar, yang ditopang dengan kualitas aset yang sangat baik serta permodalan bank yang sangat kuat. Meski peringkat tersebut dibatasi oleh sumber pendanaan yang terkonsentrasi dari pemerintah daerah dan institusi, dan semakin ketatnya kompetisi di segmen kredit produktif.

“Peringkat tersebut dapat dinaikkan jika Bank Sulselbar mampu meningkatkan posisi usaha dan struktur pendanaan secara signifikan dan berkelanjutan, dengan tetap menjaga kinerja keuangan yang sangat kuat,” tutur keduanya dalam laporan.

Pada paruh pertama 2019 ini, Bank Sulselbar mencatatkan aset sebesar Rp25,3 triliun, dengan pendapatan bunga bersih mencapai Rp623,6 miliar serta perolehan laba bersih Rp255,7 miliar. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) per Juni 2019 tercatat sebesar Rp18,02 triliun, sedangkan fungsi intermediasi mencapai Rp16,85 triliun dengan kualitas pinjaman yang terjaga di level 1,4%.

Adapun peringkat idA+ dari Pefindo ini berlaku secara efektif mulai 2 Oktober 2019 hingga 1 Oktober 2020, sekaligus menjaga konsistensi peringkat idA+ Bank Sulselbar yang mulai melekat sejak Februari 2016 silam dan berlanjut rilis peringkat anyar di 2019 ini.

Sementara itu ditempat yang berbeda, Pimpinan Group Corporate Secretary Bank Sulselbar, Rahkmat Nur Kadir mengemukakan pemeringkatan dari Pefindo itu mencerminkan kesiapan dan kualitas perseroan dalam berbagai aspek tidak hanya terbatas untuk menguatkan prospek surat utang BPD.

“Pemeringkatan anyar dari Pefindo ini sebagai landasan kami juga untuk melanjutkan emisi obligasi berkelanujutan yang diharapkan bisa terealisasi kuartal II/2020 mendatang,” jelas Rahkmat.

Selain itu, menurut Rahkmat pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo mengacu pada Laporan Keuangan Bank Sulselbar

“Jadi Bank Sulselbar per Juni 2019 yang telah diaudit, di mana seluruh rasio kinerja memenuhi aspek untuk peringkat idA+ dengan prospek stabil,” pungkasnya

Diketahui, sebagai informasi, 31,2% saham Bank Sulselbar dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, sementara itu 3,6% dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan sisanya 65,1% oleh 29 Pemerintah Kota/Kabupaten di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.(*)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *