Petani di Bulukumba Keluhkan Sulitnya Pupuk Bersubsidi

Kabarnusantaranews, Bulukumba;- Para petani di beberapa wilayah di Bulukumba menjerit karena kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Untuk mengganti ke pupuk nonsubsidi, petani harus merogoh kocek lebih dalam.

Salah seorang petani sawah, Rais asal kecamatan Gantarang, mengatakan kelangkaan pupuk mulai dirasakan para petani sejak sepekan terakhir dengan hilangnya pupuk bersubsidi di pasaran, khususnya jenis Urea.

“Saya mencari di kios di sekitar tempat tinggal kosong. Mencari di luar juga sulit, meskipun ada harganya agak mahal. Adanya juga pupuk nonsubsidi saja,” katanya, Sabtu, 22/2/2020.

Harusnya Pihak kepolisian, Kata Rais, didorong untuk membentuk satuan tugas pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi di setiap daerah agar distribusinya benar-benar tepat waktu dan tepat sasaran serta tidak ada kasus penyalahgunaan pupuk bersubsidi.

“Dengan adanya satgas pengawas pupuk bersubsidi, setidaknya alur pupuk bersubsidi mulai dari produsen, distributor hingga kios pupuk lengkap (KPL) sebagai pengecer terpantau,” Pinta Rais.

Menurut dia, permasalahan pupuk bersubsidi yang terkadang membuat petani kesulitan mendapatkan saat dibutuhkan bukan kali ini saja, melainkan sudah lama terjadi dan belum juga terpecahkan.

Dia pun optimistis ketika dibentuk satgas pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi, maka tidak ada lagi istilah pupuk langka. Kalau pun terjadi kelangkaan, bisa langsung dideteksi dan ditemukan pangkal permasalahannya.

“Dugaan adanya kelangkaan pupuk bersubsidi, salah satunya karena adanya oknum tidak bertanggung jawab yang ingin mendapatkan keuntungan semata,” ujarnya.

Ketika terjadi kelangkaan pupuk, petani yang sangat membutuhkan pupuk untuk pemupukan tanaman padinya tentu akan mencari pupuk dengan harga tinggi sekalipun demi menyelamatkan tanamannya.

Ditempat terpisah Distributor pupuk PT. Kaltim yang ada di Kabupaten Bulukumba menjadi sorotan dari pengecernya sendiri lantaran mengharuskan pengecer untuk menyetur dana 3 kali dalan sepekan.

Salah seorang pengecer inisial “MN” menyampaikan bahwa perputaran dana dalam sehari bisa mencapai 500 juta hingga 1 M yang notabene itu hasil dari setoran pengecer.

Dia pun mengakui bahwa dalam sepekan dirinya beserta pengecer lain harus menyetor 3 kali, yaitu pada hari Senin, Rabu dan jum’at, jika tidak menyetor pengecer harus menunggu satu bulan baru bisa terlayani.

“Iye memang kami dimintai untuk menyetor 3 kali dalam sepekan” kata MN saat di konfirmasi.

Dia pun sampaikan bahwa sebelumnya dirinya sudah menyetor anggaran senilai 15 Juta Rupiah namun lambat diantarkan sehingga dirinya kerap menuai sorotan dari petani yang menjadi pelanggannya.

“Ini pun termasuk salah satu penyebab kelangkaan pupuk.” Tutupnya.

Sementara pihak Distributor pupuk kaltim Hj. Hamrawati membenarkan kalau pihaknya memang meminta uang penyetoran setiap 3 kali seminggu karena termasuk kebijakan perusahaannya.

” Betul itu pak , itu kebijakan perusahaan kami ” kita lihat sendiri tadi buku rekening perusahaan dan pribadiku pak, jadi tidak mungkin kalau CV. Hidayat itu dimodali pengecer “kata Hamrawati.(ft/**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *