Paparkan Potensi Bendungan, NA Sebut Sulsel Siap Jadi Penyangga Ibu Kota Baru

Kabarnusantaranews, Makassar;- Gubernur Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah membuka kegiatan Seminar Nasional Bendungan Besar 2019 di Hotel Claro, Makassar, Kamis (3/10).

Kegiatan ini mengangkat topik “Tantangan Penyelesaian Pembangunan dan Pengelolaan 65 Bendungan serta Keberlanjutan Program di Masa Datang.” Berbagai kegiatan dilaksanakan hingga 3-5 Oktober 2019.

Gubernur Sulsel, Prof. HM Nurdin Abdullah mengatakan bahwa hadirnya bendungan, waduk dan pengelolaan air sangat penting, karena berhubungan dengan kepentingan orang banyak.

“Seminar ini sangat penting sekali. Hari ini kita bicara soal sumber daya air di Sulawesi Selatan, tentu menjadi tanggung jawab kita semua karena dalam sejarah Sulawesi Selatan memang dari dulu menjadi penyangga pangan nasional,” kata Nurdin Abdullah.

Di Sulsel telah hadir Bendungan Bili-bili mendukung pertanian yang ada di Sulsel termasuk serta mengendalikan banjir.

Demikian juga dengan potensi pembangunan bendungan yang ada. Seperti Bendungan Karalloe dan Pamukkulu.

“Potensi pembangunan bendungan di Sulsel sangat besar. Karalloe dan Pamukkulu saya kira kalau selesai, Kabupaten Jeneponto dan Takalar akan unggul dengan cepat, lahannya luas tetapi persoalannya air,” sebut Nurdin Abdullah.

Sehingga Ia berharap bisa selesai tepat waktu dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat.

Demikian juga dengan Bendungan Sungai Rongkonh yang memiliki sumber air yang besar di Luwu Utara dan bendungan lainnya.

Nurdin menyampaikan soal koordinasi berjalan dengam baik untuk pembangunan atau jika ada masalah timbul. “Di Sulsel kompak, selalu berkoordinasi jika ada masalah. Sekarang kalau ada masalah semua ribut semua untuk bergerak untuk menyelesaikan masalah,” ujarnya

Sedangkan masalah yang dihadapi ke depan. Adalah alih fungsi lahan dan erosi. Ia menegaskan berkoordinasi dengan pihak Polda Sulsel dan Kejati Sulsel jika ada yang melanggar untuk ditindak tegas.

Diakhir sambutan, menyampaiakn terima kasih kepada Jokowi melalui Menteri PUPR dengan mengantisipasi kelangkaan air untuk sektor pertanian di Sulsel dengan melakukan pembangunan bendungan.

Ia juga memaparkan bahwa di Sulsel pertanian non waduk jumlahnya masih sangat tinggi. Dengan waduk itu masih 11 persen.

“Semoga setelah jadi dan makin semakin baik. Dan Sulsel siap menjadi penyangga Ibu Kota baru yang ada di Kalimantan Timur,” pungkasnya.

Sedankan dalam sambutan Dirjen Sumber Daya Air (SDA)/Ketum KNI-BB, Hari Suprayogi menyebutkan, dari 65 bendungan, progresnya, 15 bendungan telah selesai.

Tantangan dalam penyelesaian dan pelaksanaannya, mulai dari pelelangan hingga penyelesaian hingga selesai.

“Banyak masalah yang timbul, masalah tersebut tidak hanya persoalan teknis tapi persoalan non teknis,” sebutnya.

Demikian juga dengan keberlanjutan program di masa datang juga memiliki tantangan-tantangan.

Ketua Panitia Penyelenggara, Agung Budi Waskito menyampaikan, sebanyak 800an peserta hadir. makalah yang masuk 117 dan 30 makalah yang akan dipresentasikan pada dua hari ini. Pada kesempatan ini juga diluncurkan buku berjudul “Manajemen Pelaksanaan Bendungan Tipe Urugan”.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *