Opini : Merebut Simpati Kaum Milenial

Kabar Nusantara News;- Segmentasi politik dalam kehidupan sehari-hari menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari untuk sebuah bangsa, pola hidup yang bergantungan dan sifat afiliasi antara satu sama lain tuk melakukan pemenuhan kebutuhan hidup menjadi syarat peran politik terus terejawantahkan.Makassar (27/05/2018)

Seperti epistemologi John Locke faktor utama yang menekan masyarakat mewujudkan hak-hak ilmiah dalam situasi politik yaitu. Pertama Perlunya hak akan hidup. Hak dasar hidup tidak sekedar memuaskan rasa batinia seperti makan, minum, dan menghirup udara segar, tetapi lebih pada terwujudnya ekspektasi masyarakat sebagai bagian dari satuan Negara untuk hidup aman, nyaman, terlindungi, terlayani, dan tersejahterahkan sesuai kewajiban Negara dalam memandang masyarakatnya.

Kedua, adanya hak atas kebebasan dan kemerdekaan, keinginan masyarakat mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan tidak sekedar dipahami sebagai diberikannya area untuk melangsungkan kehidupan, tetapi lebih kepada hadirnya Negara dalam menyediakan regulasi yang menguntungkan dan mengangkat harkat dan martabat masyarakat pada dimensi hukum dan sosial.

Ketiga, hak memiliki sesuatu, tidak sekedar terpersepsikan diberikannya kewenangan penuh tuk berpartisipasi pada kegiatan demokrasi maupun di berikannya ruang untuk menentukan ideologi, tetapi lebih pada aspek bentuk pengakuan dan pemberian perlindungan dari pelaksana pemerintahan.

Konten gerakan politik pemilihan kepala daerah disetiap prosesnya tentu memiliki daya seni tersendiri hal itu disebabkan karena berbagai alasan. Mulai dari aspek calon kandidat yang akan bertarung, program yang akan diusung, bekal dana yang dimiliki, penguasaan wilayah basis, metode dalam melakukan kerja-kerja pemenangan, hingga yang paling menentukan adalah kekuatan dukungan yang mempuni baik dari kekuatan partai pendukung maupun pernyataan dukungan pemilih.

Untuk konteks pemilihan kepala daerah pada variabel dukungan masyarakat. Salah satu hal yang amat sulit ditrawang adalah prilaku dan kategori pemilih, apa lagi kondisi saat ini dengan melajunya teknologi makin memperparah model pemilih.

Berdasarkan proporsi pemilih dibedakan atas karakter sesuai usianya. Untuk usia 55 Tahun keatas dikategorikan sebagai pemilih tradisional yang senantiasa melihat pendekatan budaya, dan garis keturunan sebagai indikator untuk menentukan pilihan, usia 36-55 tahun instrument dalam memberikan pilihan senantiasa diukur dalam pendekatan program kerja, track record, latar belakang pendidikan (rasional), dan pemilih kategori 17-35 tahun memposisikan takaran pilihannya pada perkembangan teknologi (pemilih milenial).

Sarana media sosial berupa facebook, instagram, line, whatshapp, twitter, dan link berita lain, dijadikan sebagai instrument pertama dalam menampung penilaian utuk pemberian hak suara.

Generasi milenial atau generasi melek informasi suatu kaum pemilih yang sangat amat unik. Segala ketentuan referensinya senantiasa dipengaruhi oleh media sosial. Peluang untuk berpindah-pindah pilihan sangat rentang disebabkan sesuai kualitas berita yang diperoleh dalam media sosial. Allahualam Bissawaf.

Oleh : Aswar Annas
KNPI MAKASSAR Komisi Media, Teknologi, dan Informasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *