OJK Publikasi Kinerja Industri di Wilayah Sulawesi Selatan

Kabarnusataranews,Makassar–

Perkembangan industri jasa keuangan di Sulawesi Selatan posisi Agustus 2020 di masa pandemi tetap tumbuh positif, ditopang fungsi intermediasi yang tinggi dan disertai tingkat risiko yang tetap aman.

Industri perbankan masih tumbuh positif dengan kinerja intermediasi perbankan yang tetap tinggi.

Total aset perbankan di Sulsel posisi Agustus 2020 tumbuh 0,64% yoy dengan nominal mencapai Rp151,30 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp148,49 triliun dan aset BPR Rp2,81 triliun.

Berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional Rp142,40

triliun dan aset perbankan syariah Rp8,89 triliun. Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 114,08% dan tingkat

risiko kredit bermasalah berada di level aman 2,76%.

Industri perbankan syariah terus menunjukkan pertumbuhan Aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan tinggi 8,18% dengan nominal Rp8,89 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan aset perbankan konvensional 0,21%

yoy dengan nominal Rp142,40 triliun.

DPK perbankan syariah mencatat pertumbuhan double digit 14,47% dengan nominal Rp6,26 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK perbankan konvensional 7,12% dengan nominal Rp99,15 triliun.

Industri BPR mengalami perlambatan akibat pandemi aset BPR mengalami perlambatan -3,90% menjadi Rp2,81 triliun, dengan DPK yang juga melambat -3,51% yoy menjadi Rp1,80 triliun. Begitu pula dengan penyaluran kredit yang juga mengalami perlambatan sebesar -3,49% menjadi Rp2,40 triliun.

Penghimpunan DPK tumbuh lebih tinggi dibandingkan Penyaluran kredit Penyaluran kredit perbankan terkoreksi -2,36% menjadi Rp121,22 triliun sebagai dampak peningkatan mitigasi risiko bank dalam menghadapi Covid-19, sehingga bank

lebih selektif dalam menyalurkan kredit. Terdiri dari kredit modal kerja Rp46,20 triliun (-0,58% yoy), kredit investasi Rp17,59 triliun (-17,89 yoy), dan kredit konsumsi Rp57,42 triliun (2,08% yoy).

Berdasarkan sektor lapangan usaha, pertumbuhan kredit tertinggi

tercatat pada sektor Pertanian (18,30% yoy), sektor Perikanan (17,80% yoy), dan sektor Jasa Kemasyarakatan (4,02% yoy).

Adapun pada sektor bukan lapangan usaha, kredit Pemilikan Flat/Apartemen dan kredit untuk kepemilikan rumah tinggal tumbuh masing- masing 14,15% yoy dan 3,75% yoy.

Adapun penghimpunan DPK tumbuh positif 7,53% ditengah pandemi Covid-19, dengan nominal Rp105,41 triliun, terdiri dari giro Rp15,67 triliun, tabungan Rp58,02 triliun, dan

deposito Rp31,71 triliun. Pertumbuhan positif tersebut mencerminkan kepercayaan

masyarakat yang tinggi terhadap kelembagaan bank sekaligus merupakan salah satu indikator positif atas terjaganya arus likuiditas bank.

NPL perbankan berada di level aman

NPL perbankan Sulsel tetap terjaga di level aman 2,76%. Secara rinci, NPL bank umum berada di posisi 2,75%, sedangkan NPL BPR berada pada posisi 3,14%.(rls/tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *