Lestarikan Budaya Gowa-Makassar, Warga Katangka Buat Gerbang Lasugi

Kabarnusantaranews,Gowa– Setiap wilayah memiliki sejarah yang panjang hingga meninggalkan kisah yang mendalam seperti juga Katangka, salah satu wilayah yang menjadi perbatasan antara Kabupaten Gowa dan Makassar.

Dari perjalanan sejarah, ternyata Katangka adalah Kerajaan Pertama di Kabupaten Gowa, Kerajaan Gowa ini berdiri sekitar tahun 1300-an. Raja pertama bernama Tumanurung, beliau ini seorang perempuan. Pertama kali pusat Kerajaan Gowa terletak di bukit Takabassia, yang diberi nama istana Tamalate sampai Raja Gowa VIII, lalu setelah itu pusat kerajaan dari Tamalate pindah ke Benteng Sumba Opu.

Hal itu dibuktikan dengan batu Palantikang sebagai tempat pelantikan para Raja di masa lampau yang berada di Kompleks Makam Raja Gowa-Tallo.

Wilayah Katangka dulunya di kelilingi 9 benteng, sebelum masuk ke Istana Tamalate (Katangka-Kalegowa), tetapi hingga saat ini masih ada beberapa sisa benteng yang menajadi jejak kebesaran Gowa.

Hal ini pun mendasari Komunitas Pemerhati Sejarah (KPS) Bukit Tamalate, untuk terjun langsung melestarikan budaya dan nilai nilai sejarah yang kian puna.

Arif Wangsa sebagai Penanggungjawab KPS Bukit Tamalate, kembali membentuk perpustakaan Sejarah sebagai bentuk Literatur buat generasi selanjutnya. Perpustakaan Pertama berbasis Sejarah di Sulawesi Selatan, berada di kelurahan Katangka Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Dalam sebuah gedung berukuran 18*10 meter persegi, memiliki batu prasasti yang di kenal ‘Batu Tallua’ atau Tellu Poccoe, perjanjian Ikrar 3 Raja besar Celebes yang saat ini dikenal Gowa, Luwu dan Bone, pada tahun 1611, di sisi ruangan, ada segudang Buku, dan di jadikan sebagai perpustakaan, sebagai bentuk informasi kepada masyarakat atas perjalanan para pahlawan dimasa lampau.

Gedung ini pun bukan hanya di jadikan perpustakaan saja, tetapi juga sudah di manfaatkan sebagai Pelestarian Budaya Tari dan beberapa kegiatan Tradisional lainnya.

Arif sapaan akrabnya pun menuturkan bahwa, Pelestarian Budaya ini sebagai bentuk perhatian terhadap kondisi zaman yang terus berkembang.

“Saat ini kami dari pengurus KPS Bukit Tamalate terus bergerak melestarikan, budaya dan tradisi para leluhur yang kian luntur, apa lagi saat ini kami juga mencoba menjaga nilai nilai sejarah yang banyak tersimpan di Katangka,” cetusnya kepada media, Minggu (13/12).

Diketahui di Katangka memiliki segudang situs sejarah yang memiliki nilai pendidikan dan nilai sosial yang dapat dilestarikan, termasuk 2 Gua yang berada tidak jauh dari Komplek Makam Raja, dan juga ada sumur yang memiliki umur Ratusan tahun.

Pengurus KPS pun berkomitmen untuk terus bergerak melestarikan Situs Sejarah, hingga terus memperimosikan wilayah Katangka sebagai Kawasan Wisata Berbasis Budaya di Gowa. (Bersambung)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *