HMI Ciputat Menanggapi Pernyataan Ketum PB HMI Terkait Unras HMI Bengkulu

Kabar Nusantara News;-Ketua Umum HMI Cabang Ciputat, Tharlis Dian Syah Lubis, Minggu (23/09) menyesalkan sikap dan pernyataan Ketum PB HMI, Respiratori Saddam Al Jihad, yang mengatakan gerakan demontrasi harus terbebas dari politik praktis.Jakarta (24/09/2018)

Menurut Tharlis, sebagai kader umat dan kader bangsa, HMI berkewajiban untuk terus berpikir kritis dan ikut serta terlibat, dalam mengkritisi dan mengevaluasi kinerja pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla.

“Sebagai kader umat dan kader bangsa, HMI harus tampil digarda terdepan, terutama dalam mengkritisi dan mengevaluasi kinerja pemerintah,” kata Tharlis, Minggu (23/09) saat dihubungi lewat sambungan telepon.

Diberitakan sebelumnya, Saddam Al Jihad mengatakan, secara subtansi kritik adalah sebuah keniscayaan di negara demokrasi.

Tetapi, tambah Saddam, sebagai kaum yang terdidik di kampus, kita mesti memastikan bahwa demonstrasi yang terjadi bebas dari kepentingan politik praktis, karena HMI adalah organisasi yang besar.

Informasi, saat ini HMI dibeberapa daerah, menggelar aksi serentak soal evaluasi kinerja pemerintahan Jokowi. Aksi demontrasi yang terjadi dibeberapa daerah juga banyak yang dibubarkan secara paksa oleh aparat kepolisian.

Seperti yang saat ini viral, demontrasi HMI Cabang Bengkulu, yang berakhir ricuh dan penangkapan. Seperti data yang dihimpun redaksi, ada sebanyak 24 kader HMI yang diamankan aparat kepolisian, yang terdiri dari 8 orang masuk Rumah Sakit, dan 1 orang menjalani operasi.

Sementara itu, Berdasarkan informasi yang dicatat pengurus HMI Bengkulu, kader yang diamankan yaitu, Resyanto (20), Dede Irawan (23), Apri Gunawan (20), Yuda If (21), Abi Albaba (20), Bima Fajar Bayu (21), Deo Agung Pratama (20), Alfat (21), Rendy Wiranata (21), Priska Nanda (23) Noven Gustran (20), Haza Karimulla (21), Kholiq Aleksander (21), Agung Putra Wijaya (21), Bayu Fazrul Hakim (22), Jeri Andika (20), Dimas (20), Alpian (21), Fariz (21), Hernandes (21) Sandes Saputra (21), Mazako (21), Bima Hajar (21), Nodi (20 ), Fitra Insani (28), M.A.Prihatno (48), Yeki Faisal dan Kelvin Aldo.

Merespon hal tersebut, HMI Cabang Ciputat Jumat (20/09) kemarin, menggelar aksi solidaritas di depan Gedung Mabes Polri Jakarta Selatan.

Dalam aksi itu, mahasiswa juga menyampaikan tiga tuntutan, diantarnya Pertama, Polisi harus meminta maaf kepada massa aksi, Kedua, Polisi harus bertanggung jawab kepada massa aksi atas tindakan represifnya. Ketiga, Polisi harus tunduk dan patuh pada Peraturan Kepolisian (Perkap) No 9 Tahun 2008.

“Justru kami disini sangat menyayangkan sikap PB HMI ini yang pandai berasumsi, saat ini dibeberapa daerah, banyak aksi HMI yang dibubarkan oleh aparat, belum lagi kondisi negara, semua bisa menilai lah,” kata Tharlis.

Ia juga mengecam keras, pernyataan Ketum PB HMI Respiratori Al Jihad.

“Saya hari ini mempertanyakan Integritas PB HMI, seharusnya saat ini, PB HMI bisa tampil di depan, bukan malah menjadi alat dan kepanjangan tangan kekuasaan,” imbuh Tharlis.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *