Gubernur Minta Perbankan Bantu Ekonomi Pedesaan

Kabarnusantaranews, Makassar; Perkembangan Industri Jasa Keuangan di Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga September 2019, terus menunjukkan kinerja pertumbuhan yang positif, dengan tingkat risiko yang terus terjaga.

Total aset perbankan di Sulsel posisi September 2019, tumbuh 6,38 persen dengan nominal mencapai Rp 152,76 triliun. Ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 6,04 persen menjadi Rp 99,55 trilliun, dan pertumbuhan kredit 6,52 persen dengan nominal Rp 125,37 triliun.

Penyaluran kredit perbankan tersebut telah menyasar pada kelompok UMKM dengan pangsa yang cukup tinggi, 32,97 persen dari total kredit. Sejalan dengan itu, kinerja penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga terus meningkat. Pada tahun 2018, realisasi KUR mencapai Rp 6,5 triliun atau 121,9 persen target awal 2018

sebesar Rp 5,4 triliun.

Hal tersebut terungkap dalam Dialog Interaktif Lembaga Jasa Keuangan Bersama Gubernur Sulawesi Selatan dan Otoritas Jasa Keuangan, dengan tema Inklusi Keuangan Untuk Semua, yang diselenggarakan di Hotel Aston Makassar, Sabtu, 26 Oktober 2019.

Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah, yang hadir memberikan arahan berharap, perbankan bisa lebih memberi peran untuk mendorong ekonomi pedesaan.

“Kita ketahui selama ini, kita tidak menutup mata bahwa masih banyak masyarakat kita mencari pinjaman yang lebih cepat dan mudah persyaratannya. Yaitu renternir, tapi bunganya selangit,” kata Prof Nurdin.

Ia mendorong agar perbankan bisa masuk untuk memberikan kemudahan, agar masyarakat mendapatkan modal usaha. Perbankan juga dapat memberikan bantuan pada sektor unggulan Sulsel, seperti pertanian dan kelautan.

Adapun hingga September 2019, realisasi KUR telah mencapai Rp 6,80 triliun atau 102,53 persen dari target sebesar Rp 6,63 triliun yang disalurkan kepada 271.894 debitur. Sejalan dengan itu, kinerja intermediasi perbankan terjaga pada level yang tinggi. Tercermin pada indikator Loan to Deposit Ratio 124,86 persen dan tingkat risiko kredit bermasalah berada di level aman 3,84 persen.

Pada industri keuangan non bank (IKNB), total aset dana pensiun tumbuh 7,63 persen yoy menjadi Rp1,03 triliun. Piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 10,70 persen menjadi Rp 13,54 triliun, dan pinjaman yang disalurkan perusahaan pergadaian tumbuh tinggi 17,13 persen menjadi Rp 3,88 triliun.

Pada industri pasar modal, capaian kinerja signifikan ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor sebesar 76 persen menjadi 40.981 investor, disertai nilai transaksi tumbuh 17,13 persen menjadi Rp 3,88 triliun. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *