Dukung Longwis, BPBD Makassar Bekali Warga Kemampuan Mitigasi Bencana

Kabar Nusantara News, MAKASSAR — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar menggelar Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana bagi masyarakat yang ada di Lorong Wisata di 4 (empat) kecamatan di Kota Makassar.

“Pelatihan ini melibatkan masyarakat yang ada di lorong wisata dengan melatih keterampilan dan pengetahuan masyarakat sehingga bisa tanggap terhadap bencana,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD kota Makassar, Ahmad Ismunandar, Senin (25/7/2022).

Kegiatan nantinya diikuti oleh dewan lorong sebanyak 350 orang yang tersebar di empat kecamatan yaitu Biringkanaya, Tamalanrea, Panakukang dan Manggala.

“Untuk kegiatan hari pertama di kecamatan Biringkanaya, hari kedua di Tamalanrea, selanjutnya di Panakukang dan Terakhir di Manggala,” katanya.

Dia berharap, melalui kegiatan ini masyarakat bisa tangguh dalam menghadapi dan menanggulangi jika terjadi bencana di lorong.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin mengatakan salah satu program strategis Pemkot Makassar adalah Program Lorong Wisata sebagai daya tarik baru sektor pariwisata sekaligus sektor ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di lorong.

“Penekanan program lorong wisata adalah peran aktif masyarakat. Artinya masyarakat dilibatkan dalam program ini terutama dalam hal peningkatan ekonomi, utamanya bagi usaha UMKM nantinya,” ungkap Achmad Hendra saat membuka acara di kantor Camat Biringkanaya.

Untuk melengkapi program priotas Wali Kota Makassar ini, Achmad Hendra memaparkan perlunya masyarakat yang ada di lorong dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana dan kondisi darurat. 

“Bencana kebakaran atau banjir sering terjadi di kota Makassar, sehingga perlu kesiapan masyarakat khususnya yang tinggal di lorong untuk bisa mengantisipasi terjadinya bencana,” katanya.

Lanjut dia, UU No 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, pencegahan terhadap bencana adalah mendorong koordinasi dan kerjasama antar semua pihak.

“Paradigma baru penanggulangan bencana adalah pengurangan risiko bencana secara responsif, preventif dan kolaboratif. Jadi keterlibatan masyarakat juga perlu dalam pengurangan risiko bencana sehingga masyarakat khususnya yang tinggal di lorong bisa tangguh dalam menghadapi bencana,” bebernya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *