Anggota DPRD Nilai Pendukung Danny Tidak Takut Corona

Kabarnusantaranews,Makassar– Dugaan pelanggaran yang dilakukan salah satu calon Wali Kota Makassar, kini berlanjut proses pemeriksaan, mantan Wali Kota Makassar periode 2013-2018 tidak datang sendiri, Danny Pomanto dikawal oleh ratusan massa dan relawan dari pasangan “ADAMA” itu.

Hanya saja, ratusan massa tersebut terlihat banyak tidak menerapkan protokol kesehatan disaat pandemi Covid-19 masih berlangsung, seperti banyak tidak mengenakan masker dan menjaga jarak.

Padahal, pemerintah maupun satuan tugas Covid-19 seringkali mengimbau kepada masyarakat agar tidak membuat kerumunan massa hingga ratusan orang.

Menanggapi itu, anggota DPRD Makassar, Rachmat Taqwa Quraisy sangat menyayangkan ratusan massa pendukung paslon Danny-Fatma yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

“Saya berbicara sebagai anggota dewan komisi A DPRD Makassar, artinya saya menyayangkan pendukung paslon yang turun ke jalan tanpa memperhatikan protokol kesehatan, kita hari ini masih berjuang pemulihan Covid tapi kok ada hal seperti itu,” ujar Rachmat melalui sambungan telepon.

Menurutnya, proses hukum yang dijalin oleh Danny Pomanto atas dugaan pelanggaran politik uang, harus mengikuti sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku. Seolah-olah, kata Legislator dari Fraksi PPP itu, massa pendukung terkesan ingin menekan pihak kepolisan dan Bawaslu.

“Mestinya, kalau memang calonnya menganggap bahwa memang tidak salah ikuti saja prosesnya, seolah-olah ada pengerahan massa menekan kepolisian, seolah-olah Bawaslu itu dianggap tidak netral, biarkan berproses kita ini negara hukum,” tegas Rachmat.

Tak hanya itu, yang sangat disesalkan Rachmat karena massa tersebut mengakibatkan kemacetan di depan Polrestabes Makassar.

“Apalagi hari ini Senin tentunya hari weekday semua masyarakat itu bekerja karena ada permasalahan seperti ini jangan membuat jalanan itu macet. Saya rasa teman-teman di kepolisian dan Bawaslu itu pasti netral, pasti punya integritas menyelesaikan permasalahan itu. Ini bukan lagi jaman premanisme,” pungkasnya. (Herland/tim)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *