FMI Geram Melihat Sikap DPRD Kabupaten Sinjai

Kabar Nusantara News;- Ketua Umum Fraksi Muda Indonesia (FMI), Nurhidayatullah B. Cottong geram melihat sikap DPRD Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.Makassar (08/03/2018)

Setelah beberapakali bertatap muka dengan warga, DPRD Sinjai diduga tidak lagi memegang teguh prinsip demokrasi bahwa kedaulatan ada ditangan rakyat.

Seyogyanya, anggota DPRD adalah perwakilan suara rakyat yang diberikan tahta mengawasi pemerintahan, namun fungsi itu tak terlihat lagi pada polemik yang terjadi di desa Turungan Baji, Kab Sinjai, Sulawesi Selatan.

Terbitnya pernyataan sikap warga dalam menggapi hal yang di pertontonkan anggota DPRD dinilai telah mencederai demokrasi, karena telah mengabaikan aspirasi warga dan proses mediasi yang tidak berhasil.

Pernyataan yang mengindikasikan timbulnya konflik, tiada lain karena suara wakil rakyat diparlemen sudah tidak lagi mewakili rakyat.

Kalau memang sudah tidak mampu menampung aspirasi rakyat, yah silahkan mundur! Simple kan?

Bagaimana mau melaksanakan pemerintahan yang lebih luas cakupannya kalau menjadi wakil rakyat saja sudah tidak mampu?

Sebagai organisasi pendidikan politik, FMI akan terus mengawal permasalahan ini, sebab adanya permasalahan seperti ini menguat dan benar adanya jika Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) semakin hari semakin tidak dipercaya publik.

Menilitik dari awal hingga komunikasi langsung ke warga desa turungan baji, ini merupakan sebuah permasalahan yang berjenjang dan tiada habisnya, sebab antara masyarakat dan pemerintah setempat tidak lagi sepemahaman.

Untuk itu, sebelum terjadi konflik. Fraksi Muda Indonesia berharap, Presiden Jokowi mampu memberikan solusi dan harapan besar kepada warga.

Sesuai tuntutannya, hanya satu yaitu memperbaiki jalan yang panjanganya tidak seberapa dalam hitungan pembangunan nasional (sekitar 10KM) dari dua arah yang berbeda, maka selesai semualah polemik yang terjadi disana.

Pertanyaannya, apakah pemerintahan Jokowi mampu melihat sebagai permasalahan serius? Mungkin saja iya mungkin saja tidak, sebab ini hanyalah bagian terkecil dari pelosok negeri yang tidak diperbincangkan elite nasional.

Jika harus mengangkat kartu kuning, jangankan kartu, cangkul pun diangkat warga disana jika itu yang harus dilakukan untuk membenahi infrstruktur jalan yang ada di Desa.

Sebab tidak mungkin, pertumpahan darah bisa saja terjadi jika masalah terus berlarut-larut.

Semoga semuanya cepat terselesaikan dengan baik, jokowi mesti turun tangan, demi demokrasi Sinjai yang harus terselamatkan.

Penulis : Arh || Editor : Fadly

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *