Buka Puasa Di Amsterdam, Belanda Pukul 21.00, Berikut Ulasannya

Kabar Nusantara News;- Puasa di Eropa, waktunya lebih lama. Di Amsterdam, Belanda misalnya puasa di sana dimulai dari pukul 3 pagi dan bukanya pukul 9 malam.Internasional (30/05/2018)

detikTravel bersama rombongan awak media dari Jakarta mengunjungi Amsterdam pada pekan lalu atas undangan Booking.com. Selain mengunjungi kantor pusatnya, tentu mengelilingi beberapa destinasi wisata di sana.

Saat itu pun masih dalam bulan Ramadan. Artinya, beberapa dari kami masih menjalankan ibadah puasa. Namun tentu, waktu puasanya berbeda dengan di Indonesia.

Melihat website Salah Times, waktu puasa di Amsterdam bisa sampai 18 jam. Subuhnya pukul 03.10 pagi dan Magribnya pukul 21.48 malam.

Bagi umat Muslim yang baru pertama kali ke Amsterdam, rasanya sedikit berat. Namun bisa dimudahkan, dengan ikut waktu berbuka puasa negara terdekat seperti Italia yang buka puasanya pukul 20.35 atau mengikuti waktu berbuka Kota Makkah.

Namun menariknya, orang-orang Amsterdam pun tahu tentang bulan Ramadan. Saya merasakan sendiri saat sedang berbelanja oleh-oleh keju di Henri Willig.

“Oh kamu puasa, berarti kamu nggak bisa makan keju ini sebelum sunset ya,” kata petugas kasir pria di Henri Willig.

Saya tersenyum dan mengiyakan. Dia juga berujar, kalau rasanya pasti berat menahan lapar dan haus. Tapi saya jelaskan, kalau sebenarnya saat sedang berpergian jauh bisa mengganti puasa di lain hari. Begitu pun orang-orang yang sedang sakit dan wanita yang sedang hamil.

Amsterdam sendiri disebut-sebut sebagai kota dengan penduduk berasal dari berbagai negara dan etnis. Islam bukanlah suatu hal yang asing di sana.

Begitu pun saat sedang hendak makan malam di dekat kawasan The Bank (kantornya Booking.com). Salah seorang pelayannya kami jelaskan untuk menyediakan makan malam pada saat waktu berbuka puasa, karena kami datang lebih cepat satu jam.

“Oh iya, baiklah saya akan siapkan setelah lewat waktu sunset. Saya punya banyak teman Muslim, saya tahu sedikit tentang puasa,” katanya.

Suasana saat sore hari di kafe-kafe di Amsterdam (Afif Farhan/detikTravel)

Rasanya, cukup menyenangkan. Begitu mereka tahu tentang puasa, sudah cukup membuat beberapa dari kami yang berpuasa jadi tersenyum.

Kami yang berpuasa, menghormati mereka yang tidak berpuasa. Tidak perlu sampai menutup tempat-tempat makan, karena puasa sejatinya adalah mengalahkan diri sendiri bukan orang lain.

Semangat berpuasa bagi umat Muslim di Eropa!(*)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *